Desa Lemahsugih
Sabtu, 16 Agustus 2014
Rabu, 13 Agustus 2014
Universitas Majalengka
Sejarah Universitas Majalengka
Universitas Majalengka yang berdiri Tahun 1984 pada awalnya membuka 3 (tiga) Sekolah Tinggi yang diharapkan dapat menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Majalengka yaitu STIA-YPPM, STKIP-YPPM dan STH-YPPM.
Dasar pemikiran pendirian Sekolah Tinggi ini : (1) daya tampung Perguruan Tinggi Negeri masih sangat terbatas, sehingga diperlukan Perguruan Tinggi Swasta di daerah yang mampu menampung para lulusan SLTA asal Kabupaten Majalengka dan sekitarnya yang tidak tertampung di Perguruan Tinggi Negeri, dan (2) biaya pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta di beberapa kota besar relatif cukup mahal, sehingga menjadi beban orang tua untuk memajukan putra-putrinya ke Perguruan Tinggi.
Untuk merealisasikan hal tersebut, maka atas inisiatif dan prakarsa dari Bapak H.R.E Djaelani, SH (Almarhum), yang pada saat itu menjabat sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Majalengka dengan didukung oleh DPRD, MUSPIDA serta tokoh-tokoh masyarakat Majalengka, didirikan Yayasan Pembina Pendidikan Majalengka yang akan menaungi Universitas Majalengka.
Pendirian Yayasan Pembina Pendidikan Majalengka disahkan dengan Akte Notaris Iskandar Wiramihardja, SH Nomor 177 tanggal 25 Oktober 1984 dan Akte Perubahan disyahkan Notaris Laila Obed Nomor 88 tanggal 31 Mei 1999.
Untuk meningkatkan keberadaannya, Universitas Majalengka sejak berdirinya berupaya melaksanakan konsolidasi untuk mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam berbagai kegiatan
Namun karena adanya persoalan teknis, STKIP-YPPM dan STH-YPPM pada Tahun 1986 dimergerkan dengan Universitas Sebelas April (UNSAP) Sumedang dan Universitas Swadaya Gunung Djati (UNSWAGATI) Cirebon, sehingga yang tetap berdiri pada waktu itu hanya STIA-YPPM dengan Progam Studi Ilmu Administrasi Negara.
Dengan memperhatikan berbagai aspek serta untuk menjawab tuntutan mendatang, STIA-YPPM berupaya mengembangkan misinya untuk membantu Pemerintah dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tuntutan untuk mengembangkan misi ini terus meningkat, sehingga pada Tahun 1997 STIA-YPPM berhasil menambah Program Studi baru yaitu Administrasi Bisnis.
Keinginan untuk mendirikan Universitas Majalengka telah menjadi tekad para pendiri. Dengan besarnya dukungan dari Kopertis Wilayah IV, Pemerintah Daerah dan Masyarakat, YPPM pada Tahun 1998 berhasil membuka Sekolah Tinggi baru yaitu STKIP-YPPM dengan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pendidikan Kesegaran Jasmani dan Kesehatan.
Pada Tahun pertama, STKIP-YPPM telah menampakkan prospek yang cukup cerah, yang ditandai dengan melimpahnya jumlah mahasiswa baru yang diterima. Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi YPPM, karena di Tahun pertama ini STKIP-YPPM mendapat sambutan yang positif dari masyarakat Majalengka
Dengan keberhasilan tersebut di atas, telah mendorong para pendiri untuk sesegera mungkin mendirikan Universitas Majalengka, sehingga pada Tahun 1999 YPPM telah membuka Sekolah Tinggi baru yaitu STIP-YPPM dengan Program Studi Budidaya Pertanian, Sosek Pertanian dan Sosek Peternakan serta mendirikan STIE-YPPM dengan Program Studi Manajemen dan Akuntansi .
Selanjutnya pada Tahun 2001, YPPM telah mendirikan Perguruan Tinggi baru lagi yaitu STIK-YPPM dengan Program Studi Manajemen Hutan dan Budidaya Hutan yang saat ini masih dalam proses akreditasi. Dengan berdirinya Perguruan Tinggi ini, maka Sekolah Tinggi Di Lingkungan YPPM telah memiliki 5 Program Studi Eksak dan 6 Program Studi Non Eksak.
Untuk memacu berdirinya Universitas Majalengka, YPPM tinggal menambah 1 Program Studi Eksak yang saat ini tengah diusulkan 4 (tiga) Program Studi Eksak, yaitu Teknik Informatika, Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Teknik Manajemen Industri yang sampai saat ini sedang dalam proses di Dirjen Dikti Depdiknas RI di Jakarta.
Pembukaan Program Studi ini diproyeksikan Tahun 2005 bersamaan dengan berdirinya Universitas Majalengka.
Sejak berdiri pada Tahun 1984 sampai dengan Tahun 2005 Universitas Majalengka telah menghasilkan Sarjana sebanyak 2.115 orang dengan rincian Sarjana STIA-YPPM sebanyak 857 orang, Sarjana STKIP-YPPM sebanyak 1.175 Orang, STIE-YPPM sebanyak 41 orang, STIP sebanyak 24 orang dan STAI YPPM sebanyak 28 orang.
Untuk meningkatkan keberadaannya, Universitas Majalengka sejak berdirinya berupaya melaksanakan konsolidasi untuk mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam berbagai kegiatan
Namun karena adanya persoalan teknis, STKIP-YPPM dan STH-YPPM pada Tahun 1986 dimergerkan dengan Universitas Sebelas April (UNSAP) Sumedang dan Universitas Swadaya Gunung Djati (UNSWAGATI) Cirebon, sehingga yang tetap berdiri pada waktu itu hanya STIA-YPPM dengan Progam Studi Ilmu Administrasi Negara.
Dengan memperhatikan berbagai aspek serta untuk menjawab tuntutan mendatang, STIA-YPPM berupaya mengembangkan misinya untuk membantu Pemerintah dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tuntutan untuk mengembangkan misi ini terus meningkat, sehingga pada Tahun 1997 STIA-YPPM berhasil menambah Program Studi baru yaitu Administrasi Bisnis.
Keinginan untuk mendirikan Universitas Majalengka telah menjadi tekad para pendiri. Dengan besarnya dukungan dari Kopertis Wilayah IV, Pemerintah Daerah dan Masyarakat, YPPM pada Tahun 1998 berhasil membuka Sekolah Tinggi baru yaitu STKIP-YPPM dengan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pendidikan Kesegaran Jasmani dan Kesehatan.
Pada Tahun pertama, STKIP-YPPM telah menampakkan prospek yang cukup cerah, yang ditandai dengan melimpahnya jumlah mahasiswa baru yang diterima. Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi YPPM, karena di Tahun pertama ini STKIP-YPPM mendapat sambutan yang positif dari masyarakat Majalengka
Dengan keberhasilan tersebut di atas, telah mendorong para pendiri untuk sesegera mungkin mendirikan Universitas Majalengka, sehingga pada Tahun 1999 YPPM telah membuka Sekolah Tinggi baru yaitu STIP-YPPM dengan Program Studi Budidaya Pertanian, Sosek Pertanian dan Sosek Peternakan serta mendirikan STIE-YPPM dengan Program Studi Manajemen dan Akuntansi .
Selanjutnya pada Tahun 2001, YPPM telah mendirikan Perguruan Tinggi baru lagi yaitu STIK-YPPM dengan Program Studi Manajemen Hutan dan Budidaya Hutan yang saat ini masih dalam proses akreditasi. Dengan berdirinya Perguruan Tinggi ini, maka Sekolah Tinggi Di Lingkungan YPPM telah memiliki 5 Program Studi Eksak dan 6 Program Studi Non Eksak.
Untuk memacu berdirinya Universitas Majalengka, YPPM tinggal menambah 1 Program Studi Eksak yang saat ini tengah diusulkan 4 (tiga) Program Studi Eksak, yaitu Teknik Informatika, Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Teknik Manajemen Industri yang sampai saat ini sedang dalam proses di Dirjen Dikti Depdiknas RI di Jakarta.
Pembukaan Program Studi ini diproyeksikan Tahun 2005 bersamaan dengan berdirinya Universitas Majalengka.
Sejak berdiri pada Tahun 1984 sampai dengan Tahun 2005 Universitas Majalengka telah menghasilkan Sarjana sebanyak 2.115 orang dengan rincian Sarjana STIA-YPPM sebanyak 857 orang, Sarjana STKIP-YPPM sebanyak 1.175 Orang, STIE-YPPM sebanyak 41 orang, STIP sebanyak 24 orang dan STAI YPPM sebanyak 28 orang.
Untuk lebih lengkapnya Klik Dibawah ini :
Profil Desa Lemahsugih
KECAMATAN LEMAHSUGIH
KEPALA DESA LEMAHSUGIH
Jl.
Singadiwangsa No. 01 Desa Lemahsugih – Lemahsugih 45465
PROPIL DESA LEMAHSUGIH KECAMATAN
LEMAHSUGIH
1. Sejarah Desa
Desa Lemahsugih adalah Desa hasil pemekaran dari Desa
Lemahputih Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka dengan awal wilayah yang
meliputi 3 ( tiga ) Dusun, yaitu : Dusun Cikupa, Dusun Babakan
Randu, dan
Dusun Panggilingan dengan pusat pemerintahan berada di Dusun Cikupa.
Pembentukan Desa Lemahsugih dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Majalengka Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Desa Lemahsugih Kecamatan
Lemahsugih Kabupaten Majalengka, yang ditetapkan di Majalengka pada tanggal 21
September 2012. Dan di Resmikan oleh Bupati Majalengka Bapak H.
Sutrisno,SE.M.Si, pada Tanggal 13 Desember 2012.
Desa Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih Kabupaten
majalengka, memiliki Luas
Wilayah 680,39 ( Enam Ratus Delapan Puluh Koma tiga Puluh
Sembilan ) ha,
dengan batas wilayah :
Sebelah Utara Desa : Marga jaya yang dibatasi tebing marga
Sebelah Selatan : Kabupaten
Ciamis yang dibatasi gunung cakrabuana
Sebelah Timur : Desa
Borogojol dan Desa Cibulan yang dibatasi Sungai Cikiung
Sebelah
Barat : Desa
Lemahsugih yang dibatasi Sungai Cisampora
Demikian
sejarah singkat mengenai terbentuknya
Desa Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih
Kabupaten Majalengka.
1.1 Visi Dan Misi
1) Visi
suatu pandangan
kedepan yang harus dicapai dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh suatu wilayah yang akan menjadi komitmen bersama semua pihak
termasuk semua masyarakat.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan lima (5) tahun
kedepan atau 2014-2018, Pemerintah Desa Lemahsugih Menetapkan Visi Misi Sebagai
akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Desa dan
beberapa pertimbangan potensi dan kondisi Desa, maka sebagai pedoman
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan Desa Lemahsugih
selama 5 tahun kedepan (2014-2018)
ditetapkan Visi yaitu :
“MEWUJUDKAN DESA
LEMAHSUGIH YANG HARMONIS, MANDIRI DAN AGAMIS”
Penjabaran
makna dari Visi Pemerintahan Desa Lemahsugih
tersebut adalah sebagai berikut :
Harmonis : Mengandung
makna suatu kondisi kehidupan masyarakat Desa Lemahsugih yang dapat hidup saling menghormati dan menghargai
dengan penuh cinta kasih sayang sehingga terwujudnya suatu kondisi yang aman
dan tentram dengan dilandasi rasa silih asah, silih asih dan silih asuh.
Mandiri : Mengandung makna bahwa tatanan kehidupan masyarakat Desa Lemahsugih berada
dalam tatanan penghidupan yang cukup baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan baik dan secara terus menerus berubah kearah yang lebih maju
serta tanpa ketergantungan kepada pihak-pihak lain.
Agamis : Mengandung
makna suatu kondisi masyarakat Desa Lemahsugih dapat mempelajari, memahami,
melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya dalam tatanan kehidupan sehari
hari.
2)
Misi
Dalam
Rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka visi tersebut
diimplementasikan dalam beberapa misi pembangunan sebagai berikut :
1. Meningkatkan tarap kehidupan masyarakat melalui
peningkatan perekonomian, pendidikan dan kesehatan yang merata.
2. Meningkatkan
kehidupan beragama yang berkualitas yang
diimplentasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan sebagai pendukung terhadap peningkatan sosial
budaya dan perekonomian masyarakat.
2. Letak
Geografis
Desa Lemahsugih adalah merupakan bagian
dari wilayah administrasi Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka dengan luas
wilayah 680,39 Ha, yang terdiri atas 4 Dusun / RW dan 23 RT. Adapun Batas wilayah administrasi
Desa Lemahsugih yaitu:
-
Sebelah Utara : Desa Margajaya
- Sebelah Timur :
Desa Cibulan dan Borogojol
- Sebelah Selatan : Kab. Ciamis
- Sebelah Barat :
Desa Lemahputih
Sedangkan Jarak dari Desa Lemahsugih
ke Ibu Kota Kecamatan ± 1000 m, ke Ibu Kota
Kabupaten ± 72 km, dan ke Ibu Kota Provinsi ± 144 km.
Secara geografis, Desa Lemahsugih
adalah merupakan wilayah dataran dengan ketinggian 800-1000 m diatas permukaan air laut yang terdiri dari persawahan dan tegalan.
Desa Lemahsugih adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan
Lemahsugih Kabupaten Majalengka, terletak ± 1000
m dari Kecamatan Lemahsugih.
1. Letak astronomi :
6°39’50.01” LS, dan -’06.20” BT.
2. Kondisi geografis :
- Tinggi
tempat dari permukaan air laut : 800 -
1000 dpl
- Curah
Hujan rata-rata per tahun :
2.500-3.000 mm
- Keadaan
Suhu rata-rata : 30
– 33 ºc
3. Luas Desa Lemahsugih :
680,39 Ha
Yang terdiri dari :
a. Sawah
- Sawah
irigasi sederhana : ………………. Ha
- Sawah
Tadah Hujan :
21 Ha
b. Tanah
kering
- Tegal/ladang :
27 Ha
- Pemukiman : 30 Ha
- Tanah Perkebunan
c. Tanah
Fasilitas Umum
- Kantor
Desa :
0,25 Ha
- Lapangan : 1.75 Ha
- Perkantoran Pemerintah : 2,00048 Ha
- Lainnya :
d. Tanah
Hutan
- Hutan Froduktip :
15 Ha
4. Sarana
Penghubung
- Jarak
Ke Ibu Kota Kecamatan :
1 Km
- Jarak
Ke Ibu Kota Kabupaten : 43 Km
- Jarak
Ke Ibu Kota Provinsi : 144 Km
5. Penggunaan
Lahan
- Pemukiman : …… Ha
- Perkebunan :
2 Ha
- Sawah :
21 Ha
- Ladang :
27 Ha
- Taman :
0,5 Ha
- Lapangan
Olah Raga : 1,75 Ha
- Mesjid,
Sekolah dan Mushola : 6 Ha
- Jalan
Makam :
1.5 Km
- Jalan
Aspal :
2.4 Km
- Gang/jalan
Lingkungan :
37.5 Km
- Saluran
Air / Sungai : 6 Ha
- Perkantoran
: 2,2508 Ha
- Tanah
Kuburan / Makam : 3 Ha
- Lain-lain : ……………. Ha
6. Kondisi
Jalan Lingkungan Desa Lemahsugih
Jalan yang merupakan sarana transportasi
dilingkungan Desa. Berfungsi sebagai :
- Penghubung
antar Rw / Dusun yang satu dengan yang lain
- Penghubung
antar RT yang satu dengan yang lain
- Penghubung
antar warga dalam satu RT
- Prasarana
lalu lintas umum yang sangat Vital.
Jalan Lingkungan Desa terdiri dari beberapa
jenis, antara lain :
- Jalan
tanah, lebar = 2,45 meter,panjang = 13000 meter
- Saluran
Drainase kiri dan kanan jalan = 13000 meter
- Kontruksi,
Pasangan Batu
3.
Keadaan
Wilayah
3.1 Keadaan Iklim
Iklim Desa Lemahsugih
sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan
penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang
ada di Desa Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka.
4.
Keadaan
Sosial Ekonomi
4.1.
Keadaan
Penduduk
Jumlah penduduk Desa Lemahsugih setelah dimekarkan dari Desa Lemahputih Yaitu 2.442 jiwa dengan kepadatan rata-rata 244,2 jiwa/Kilometer
persegi. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Majalengka sebesar 0,45 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan
penduduk dapat dikendalikan.
Dibawah
ini penjelasan tentang keadaan mata pencaharian msyarakat Desa Lemahsugih.
a) Mata
Pencaharian
Karena Desa Lemahsugih merupakan desa
Agraris/ pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani, selengkapnya sebagai berikut:
4.2.
Kondisi
Pemerintahan Desa
Wilayah
Desa Lemahsugih terdiri dari 4 Dusun / RW yaitu:
-
Dusun Cikupa,
-
Dusun Babakan Randu,
-
Dusun
Panggilingan Kidul, dan
-
Dusun Panggilingan Kaler
Yang
masing-masing dikepalai oleh kepala dusun. Dan terbagi menjadi 4 Rukun warga (RW) dan 23
Rukun Tetangga (RT), untuk setiap Dusunya terdiri dari :
-
Dusun Cikupa atau RW. 01 terdiri dari 7 Rukun Tetangga,
-
Dusun Bababkan Randu
atau RW. 02
terdiri dari 5
Rukun Tetangga,
-
Dusun Panggilingan
Kidul atau RW. 03
terdiri dari 5
Rukun Tetangga, dan
-
Dusun Panggilingan Kidul atau RW. 04 terdiri
dari 6 Rukun Tetangga.
Batas
antara Dusun atau Rukun Warga dan Rukun Tetangga dibatasi
dengan jalan gang,
pesawahan, sungai dan ada juga yang dibatasi dengan
saluran pembuangan air.
4.3.
Sarana
Dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Lemahsugih secara garis besar
adalah sebagai berikut:
5.
Keadaan
Pertanian
Desa Lemahsugih merupakan desa Agraris/ pertanian, maka sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian sebagian besar petani, banyak berbagai
jenis sayuran yang ditanam di daerah Desa Lemahsugih.
Dari hasil pertanian ini masyarakat Lemahsugih dapat mencukupi
kebutuhan sehari-harinya dari hasil penjualan sayuran
tersebut, oleh karena itu hamper 75 % masyarakat Desa Lemahsugih
bercocok tanam.
6.
Keadaan
Pendidikan
Peningkatan Pembangunan bidang pendidikan dilaksanakan
dalam upaya pencapaian program Wajib Belajar 9 tahun melalui pendidikan formal
maupun non formal, serta terus mendorong dan meningkatkan kesadaran warga
masyarakat untuk terus melanjutkan sekolah baik ke SLTA atau ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi/ perguruan tinggi.
Komposisi penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang
ditamatkan, pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 1.416 orang atau 57,98 persen, SLTP sebanyak 742 orang atau
30,38 persen, SLTA sebanyak 236 orang atau 9,66 persen, D1/D3 sebesar 20 orang
atau 0,81 persen, dan Universitas atau perguruan tinggi sebanyak 28 orang atau
1,14 persen.
Sarana prasarana dan tenaga pengajar sebagai pendukung
peningkatan pendidikan, pada tahun 2013 jumlah bangunan TK/Kober sebanyak 2
buah, bangunan SD/MI sebanyak 2 buah, bangunan SLTP 1 Buah, dan SMK 1 buah.
Sedangkan untuk pendidikan agama, tersedia 1
Buah Madrasah .
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Lemahsugih adalah sebagai
berikut:
7.
Keadaan Kesehatan
Kesehatan adalah merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan
dalam upaya mewujudkan masyarakat yang handal, dimana kesehatan bukan hanya
kesehatan jasmani saja akan tetapi harus didukung pula oleh kesehatan
lingkungan.
Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh diantaranya
kesadaran dan akses atau fasilitas yang tersedia. Untuk memenuhi peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat, terdapat 3 Posyandu, 1 bidan
desa. Untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang sakit, dan bagi yang memerlukan perawatan di Rumah
sakit, yaitu tersedia rumah sakit daerah dengan jarak tempuh 95 km dari desa.
8.
Pemuda
dan Olah Raga
Pemuda sebagai tulang punggung bangsa dan merupakan
generasi penerus perjuangan kearah yang lebih baik, maka kualitasnya perlu
terus disiapkan dan dikembangkan melalui peningkatan aspek pendidikan,
kesejahteraan hidup dan tingkat kesehatan. Untuk mewadahi aktivitas dan
kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri, serta memiliki
produktivitas, terdapat berbagai wahana yang dikembangkan oleh Pemerintah desa
yaitu Karang Taruna.
Sebagai wadah atau tempat pengembangan bakat dan
kreatifitas pemuda di desa Lemahsugih terdapat beberapa perkumpulan oleh raga,
diantaranya perkumpulan Sepak Bola sebanyak 3 club, Bola Volley sebanyak 2 club.
Sebagai tempat pengembangan olahraga, terdapat 2 lapang sepak bola, 2 buah
lapang Volly ball dan 1 lapang bulu tangkis out door.
9. Keadaan
Perekonomian
Kondisi perekonomian masyarakat
secara umum mengalami Penurunan yang diakibatkan gagal panen oleh serangan hama
tikus, burung dan hama wereng,apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya dari aspek pertanian,
hasil panen padi dari luas lahan 1 ha menurun, dari 4 ton/ha pada tahun 2012
menjadi 1ton/ha pada tahun 2014. Demikian pula dalam pengelolaan lahan apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan, dimana pada tahun
2012 ini, mayoritas petani pengelolaannya sudah menggunakan traktor yang
jumlahnya semakin meningkat dari 1 traktor pada tahun 2011 menjadi 2 pada tahun
2014.
Peningkatan perekonomian masyarakat dapat pula dilihat
dari pola hidup dan sarana penunjang kehidupan sehari-hari, dimana untuk
menunjang aktifitas kehidupan sehari hari di Desa Lemahsugih terdapat
peningkatan yang cukup signifikan pemilik kendaraan baik kendaran roda dua
maupun kendaraan roda empat.
Langganan:
Postingan (Atom)